Dosen Pengampu: Ana Maulana, M.Pd

Kamis, 10 Maret 2011

pertemuan 2

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
ilmu (science):
merupakan kumpulan pengetahuan-pengetahuan.

Pengetahuan (knowledge):
merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

kepercayaan (beliefs): 
yaitu keyakinan yang masih ada dalam keragu-raguan.

Sumber dari ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia).

dari filsafat, lahir tiga cabang ilmu pengetahuan, yaitu:
  • Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi: fisika, kimia, biologi, dll.)
  • Social Sciences (ilmu-ilmu sosial meliputi: sejarah, politik, ekonomi, dll.)
  • Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi: bahasa, agama, kesenian, dll.) 
Ilmu Sosial
Dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya.
Objek Sosial Science adalah manusia. Sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah focus of interest (pusat perhatian).
misalnya:
ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaannya.
ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia dan seterusnya.

Ilmu Budaya
adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus). masalah-masalah yang menyertainya sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memeberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Konsep Pendidikan  Umum di Indonesia
Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003:
Fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan dari pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, dan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai-nilai, mentransfer iptek semata tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan. Namun juga mempersiapkan tenaga kerja profesional, kompetitif, produktif, dalam konteks kehidupan yang dinamis, serta mengubah sistem berfikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosial dan mendorong kearah kemajuan, adil, dan bebas.

Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan iptek dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya niai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan memahami, mamaknai dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara maupun sebagai bagian dari alam.

Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the Study of Education tahun 1958, program studi general education di amerika dilatarbelakangi oleh empat hal, yaitu:
  1. Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai esensial kemanusiaannya
  2. Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat- minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas
  3. Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa
  4. Sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.
(sumber bacaan: Dr.Syahdin, dalam penelitian dosen ISBD Kopertis Wilayah IV 2007)

KONSEP PENDIDIKAN UMUM (General Education)
  • Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya
  • Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasisiwa 
Pendidikan Umum:
merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati dan tangan (sasaran yang disentuh : rasio, rasa dan tingkah laku).

Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan Tujuan Pendidikan Umum:
A complete person should be skilled in the use of speech, symbol and gesture, factually well informed, capale of creating and apresiating object of esthetic significance, endowed with a rich and disciplined life and relation to self and others, able to make wise decision and to judge between right and wrong and possed of an integral out look .
Artinya:
" manusia memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, simbol, isyarat, dapat menerima informasi factual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun oranglain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral ".

YANG MELATARBELAKANGI LAHIRNYA GENERAL EDUCATION 
Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk tekhnologi dan kecenderungan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular yaitu:
pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nila-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan. 

seharusnya :
menurut Philip H. Phenix (1964:6), enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa:
  • makna symbolycs, yaitu berbahasa dan berhitung
  • makna empyrics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
  • makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
  • makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
  • makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan umum).

Bagaimana General Education di Indonesia?
General Education/ pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di indonesia menjadi studi/ mata kuliah yang dulu disebut MKDU.
MKDU dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
  1. MPK (mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewiraan Nasional)
  2. Mata kuliah MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD dan IAD)dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
PEMETAAN ASPEK PEMBELAJARAN DALAM KELOMPOK MATA KULIAH
  • MPK, MKK (KEAHLIAN, DAN KEILMUAN(LEARNING TO KNOW)), 
  • MKB, (KEAHLIAN BERKARYA (LEARNING TO DO)),
  • MPB, (PERILAKU BERKARYA (LEARNING TO BE))
  • MBB, (BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (LEARNING TO LIVE TOGETHER))
  • MPK, (MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN), PENGHAYATAN NILAI & KEPRIBADIAN (LEARNING TO BE MORALLY)
Kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.(agama ISBD pancasila).

VISI, MISI DAN KOMPETENSI KELOMPOK MATA KULIAH MBB
(berkehidupan bermasyarakat / learning to live together)
VISI DARI MBB:
  1. Menjadi sumber nilai, moral, estetika, etika, dan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang:
  2. Keanekaragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan
  3. Tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berkehidupan bermasyarakat, baik nasional maupun global yang memebatasi tindak kekayaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
MISI MBB:
adalah memberikan landasan  pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepadaa mahasisiwa sebagai bekal hidup bermasyarakat sebagai individu, makhluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya.
KOMPETENSI MBB:
  • Kompetensi MBB yang dituju ialah agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir nasional, berwawasan luas, berjiwa besar sebagai makhluk intelektual beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap:
  • Terwujudnya estetika, etika, dan moral atau nilai-nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat
  • Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungannya.

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Pengertian ISBD
ISBD sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusisaan dan budaya. Selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial secara  arif. (pembangunan karakter manusia).

ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri,melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah umum termasuk pada kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB).
ISBD merupakan mata kuliah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan kemasyarakatan yang timbul pada masyarakat.
Usaha pendidikan dalam menelaah masalah sosial dengan menggunakan fakta, konsep dan teori-teori yang diperoleh dan dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.

FUNGSI ISBD
 Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.
KOMPETENSI ISBD
Menjadi ilmuwan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.

VISI ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

MISI ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

TUJUAN ISBD:
  1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat
  2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
  3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku indidvidu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya
  4. Makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.
MENGAPA MBB-ISBD PERLU DIAJARKAN DI PERGURUAN TINGGI UMUM???
Ada 4 landasan : 
LANDASAN HISTORIS 
  • Nenek moyang kita orang beragama terbukti dengan peninggalan sejarahnya
  • Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi
  • Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran, bergotong-royong. 
LANDASAN FILOSOFIS
  • Bangsa indonesia memiliki falsafah
  • Hidup pancasila
  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
LANDASAN YURIDIS FORMAL
  1. UUD '45 pasal 30, 31
  2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
  3. Kep. Mendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 tentang Kurikulum inti
  4.  KEP. Dirjen Dikti : No.30/DIKTI/Kep/2003 tentang rambu-rambu pelak MPK di PT
  5. Surat edaran Dirjen Dikti : No. 1058/D/T/2003 tentang pelak Kep. Dirjen Dikti No. 30
  6. KEP. Dirjen Dikti : No. 29/DIKTI/Kep/2004 tentang Pengangkatan Tim Pembina kel MPK dan MBB.
LANDASAN PEDAGOGIS
Tujuan pendidikan mewujudkan manusia indonesia seutuhnya
  • Mewujudkan manusia indonesia seutuhnya diperlukan suatu proses secara terencana, terus menerus dan berkesinambungan, (disebut proses pendidikan)
  • Kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan pengetahuan,nilai religi, dan sosial budaya
  • Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang beragama, berdaulat, dan bermartabat.
LATAR BELAKANG DIAJARKANNYA ISBD
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi:
  • Kemampuan Personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakkan yang mencerminkan kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat indonesia.
  • Kemampuan Akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai perlaatan analisis, maupun berfikir logis, krisis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
  • Kemampuan Profesional : kemampuan dlama bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesi.